berikan contoh cara mengomentari kekurangan buku fiksi dan nonfiksi
Materiini dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar 3.16 Menelaah hubungan unsur-unsur dalam buku fiksi dan nonfiksi. Aktivitas pembelajaran pada bagian ini diarahkan untuk meningkatkan kompetensi kita dalam menelaah unsur buku fiksi dan nonfiksi yang bisa dikomentari. Lihat: LKPD Menilai Buku Fiksi dan Buku Nonfiksi Bahan Bacaan Pada bagian ini kamu akan belajar menelaah hubungan unsur buku
1 Cantumkan Identitas Buku. Cara menulis review buku yang pertama adalah dengan mencantumkan identitas buku. Identitas buku ini punya peran yang sangat penting di balik layar pembuatan buku hingga sukses terjual. Bagian yang tergolong identitas buku dan bisa dicantumkan pada review buku adalah judul, penerbit dan nama penulis.
Contohbuku nonfiksi Sampul Buku Pada sampul atau cover buku nonfiksi, kurang lebih sama dengan buku fiksi. Kamu akan menemukan informasi seperti judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, ada juga yang menyertakan edisi bukunya. Pada sampul buku nonfiksi, kamu akan menemukan judul buku yang umumnya menggunakan kata baku sesuai dengan KBBI.
ContohKesamaan Tema 1. Teks 1 : Pada tanggal 8 Agustus 1967 Deklarasi ASEAN ditanda tangani oleh perwakilan dari lima negara. Lima negara yang tersebut adalah : Thailand, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan juga Philipina. Setelah dilakukan penanda tanganan, Adam Malik dengan tegas menjelaskan tentang visi dari Negara Indonesia.
BahasaIndonesia 209 3. Menggunakan pernyataan atau ungkapan yang bersifat menilai atau mengomentari. Pemanfaatan -atau lebih tepat eksplorasi-setiap kata dan kalimat tampak begitu cermat dalam usahanya merangkai setiap peristiwa. Eka seperti hendak menunjukkan dirinya sebagai "eksperimental" yang sukses bukan lantaran faktor kebetulan. Ada kesungguhan yang luar biasa dalam menata
Starstruck Rencontre Avec Une Star En Streaming. April 25, 2021 215 pm . 6 min read Buku nonfiksi adalah buku karya ilmiah yang ditulis berdasarkan kisah nyata dan fakta yang sebenarnya bukan hasil rekayasa imajinasi. Dibandingkan dengan buku fiksi, ada banyak kelebihan buku nonfiksi yang tidak akan kamu temukan pada buku cerita fiksi. Karena buku nonfiksi ditulis berdasarkan fakta, maka buku ini sangat bagus untuk kajian ilmiah. Tidak jarang buku nonfiksi digunakan sebagai rujukan pada daftar pustaka karya ilmiah. Baik itu skripsi, makalah ataupun karya-karya ilmiah lainnya. Namun bukan hanya memiliki kelebihan, buku nonfiksi juga memiliki banyak kelemahannya. Di artikel ini akan saya coba uraikan keduanya secara singkat. Apa saja yang jadi kelebihan dan kekurangan buku nonfiksi? Berikut ini adalah beberapa contoh kekurangan dan kelebihan buku non fiksi Kelebihan Buku Nonfiksi Dari sedikit uraian di atas, mungkin kamu sudah bisa menangkap beberapa kelebihan yang dimiliki oleh buku nonfiksi. Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki buku nonfiksi menurut opini saya sendiri, yaitu 1. Dapat Dibuktikan secara Ilmiah Buku nonfiksi adalah jenis buku yang ditulis berdasarkan hasil riset dan kajian ilmiah. Sudah barang tentu jika semua isi dalam buku ini ditulis berdasarkan fakta-fakta ilmiah. Jika suatu waktu ada orang yang membantahnya, maka harus membantah dengan hasil penelitian baru atau kajian baru yang ia lakukan sebagai banding dari isi buku lama. Orang yang menulis dan membuat buku nonfiksi juga bukan orang sembarangan. Mereka adalah orang yang benar-benar paham akan apa yang mereka tulis dan bukukan sebagai karya ilmiahnya. Dalam buku nonfiksi terdapat beragam kajian data yang diuraikan secara gamblang dan jelas. Pembaca bisa mendapatkan insight baru setelah membaca buku nonfiksi ini. 2. Kebenarannya Bisa Dipertanggungjawabkan Salah satu kelebihan buku pengayaan nonfiksi adalah kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Karena buku ini bersifat ilmiah yang diambil dari fakta lapangan. Maka dari itu, tidak heran jika buku nonfiksi digunakan oleh banyak orang untuk referensi karya ilmiah yang mereka buat. Ini jadi salah satu kelebihan yang dimiliki buku nonfiksi yang tidak akan pernah kamu temukan pada jenis buku lainnya. Karena hanya buku nonfiksi yang sering kali digunakan sebagai referensi dalam penulisan karya ilmiah lainnya. Sangat jarang sekali orang membuat karya ilmiah dan mencutat dari buku fiksi, mereka biasanya memilih buku nonfiksi karena sama-sama merupakan karya ilmiah. Baca juga Macam-macam buku nonfiksi 3. Dapat Menambah Wawasan Pembacanya Buku nonfiksi merupakan buku ilmiah yang ditulis berdasarkan kajian ilmu pengetahuan. Sudah barang tentu jika buku ini akan menambah wawasan bagi siapa saja yang membaca isinya. Karena dalam buku ini bukan berisi cerita, melainkan berisi teori dan pembahasan masalah tertentu. Sehingga pembaca dapat menemukan sudut pandang ilmiah dari permasalahan yang dihadapkan dalam buku ini. Buku ilmiah merupakan jenis buku yang membahas masalah tertentu serta menguraikan jawaban dan solusi atas masalah tersebut. Pembaca akan mendapatkan pengetahuan baru tentang sudut pandang pemecahan masalah tertentu dari buku ilmiah yang dibacanya. 4. Jadi Sumber Referensi Kredibel Seperti yang dikatakan di atas bahwa buku nonfiksi memang sering digunakan untuk kebutuhan referensi karya-karya ilmiah. Buku nonfiksi digunakan sebagai sumber referensi karena memang ditulis berdasarkan kegiatan dan riset ilmiah. Sehingga memang sudah hal wajar jika buku nonfiksi dijadikan sumber referensi. Baik digunakan sebagai referensi pembuatan skripsi, makalah ataupun jenis karya ilmiah yang lainnya. 5. Bagi Penulis, Harga Jual Buku Nonfiksi Lebih Tinggi Ini juga yang menjadi salah satu keunggulan buku nonfiksi. Bagi penulis, profit dari menulis buku nonfiksi ini jauh lebih tinggi dari pada buku fiksi. Setiap penerbit berani jual mahal untuk jenis buku nonfiksi. Wajar saja, karena proses pembuatan buku nonfiksi ini tidak sederhana. Buku nonfiksi dibuat melalui serangkaian proses dan penelitian mendalam. Selain itu, buku nonfiksi juga membutuhkan modal tidak sedikit untuk proses penelitian, penyusunan hingga pencetakan bukunya. Bukan hanya itu, ilmu yang ada dalam buku nonfiksi tentu jauh lebih mahal dari apa pun. Beda halnya buku fiksi yang bisa dibuat dengan imajinasi yang jauh lebih mudah ketimbang melakukan penelitian ilmiah. 6. Berguna Dalam Jangka Waktu Lama Salah satu alasan kenapa banyak orang yang membuat buku nonfiksi adalah karena buku nonfiksi dapat berguna dalam jangka waktu yang panjang. Walaupun sudah ganti tahun dan trends, buku nonfiksi masih akan ada peminatnya dan masih akan dibutuhkan. Karena buku nonfiksi adalah kajian ilmu yang sudah barang tentu akan digunakan dari setiap masa ke masa. Kalaupun sudah ada teori yang baru, teori di buku lama pasti masih akan digunakan sebagai rujukan teori dasar. Dari pihak percetakan, biasanya buku nonfiksi sering dicetak hingga beberapa kali bahkan berkali-kali, tergantung kebutuhannya. Selama masyarakat membutuhkannya, buku nonfiksi akan terus dicetak. 7. Tidak Ada Batasan Kurikulum Salah satu kelebihan yang dimiliki buku nonfiksi yaitu tidak terbatas dengan kurikulum. Kurikulum mau berubah beberapa kali pun, buku nonfiksi akan tetap eksis dan masih bisa dijual ke banyak orang. Buku nonfiksi tidak ikut kepada kebijakan pemerintah. Selama masyarakat membutuhkan buku ini, maka bisa dicetak ulang hingga berkali-kali. 8. Mudah Dijual Kelebihan buku nonfiksi lainnya adalah mudahnya ketika dijual. Tidak perlu pusing memikirkan Market, kita tinggal pilih penerbit yang tepat, maka nanti akan ada banyak orang yang butuh buku kita. Market buku nonfiksi ini akan selalu ada dan bersifat evergreen atau selalu hijau. Bukan kita yang mencari Market tapi marketlah yang akan mencari kita. 9. Menambah Wawasan dan Skill Menulis Seorang penulis buku nonfiksi harus melakukan kajian ilmiah dari banyak sumber serta kajian lapangan. Agar buku yang ditulisnya benar-benar valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Dari proses pembuatannya yang seperti inilah buku nonfiksi bisa memberikan implikasi positif bagi penulisnya. Penulis bisa memiliki wawasan yang lebih luas dan juga dapat meningkatkan skill dalam menulis. Kekurangan dan Kelemahan Buku Nonfiksi Memang ada banyak sekali kelebihan yang dimiliki buku nonfiksi. Tapi bukan berarti buku ini sudah sempurna. Masih ada banyak kekurangan yang dimilikinya. Menurut opini saya sendiri, kelemahan buku nonfiksi ini ada 6, yaitu 1. Sulit Dipahami oleh Sebagian Orang Buku nonfiksi ditulis dengan menggunakan bahasa yang tidak bisa dipahami oleh orang-orang tertentu. Seperti orang dengan latar belakang pendidikan rendah, akan sulit memahami beberapa kata yang ada dalam buku nonfiksi. Tidak semua orang paham dengan bahasa ilmiah yang ditulis pada buku nonfiksi. Implikasinya, banyak orang yang merasa bingung dengan beberapa kata ilmiah yang ada di dalamnya. 2. Menggunakan Kata Kata Ilmiah Pada banyak bagian buku nonfiksi, terdapat beragam jenis kata ilmiah. Hal ini kadang membuat bingung pembaca. Sehingga mereka membutuhkan referensi lain untuk bisa memahami arti dari kata ilmiah yang digunakan dalam buku nonfiksi tersebut. 3. Harga Bukunya Lebih Mahal Dibandingkan dengan harga rata-rata buku fiksi, buku nonfiksi memiliki harga yang jauh lebih mahal. Kita mesti mengeluarkan dana lebih untuk bisa mendapatkan buku nonfiksi. 4. Fokus Pada satu Bahasan Bahasan dalam buku nonfiksi bersifat kaku, hanya fokus pada satu pembahasan saja. Tujuan dari buku nonfiksi memang untuk menyampaikan 1 masalah dan solusinya. Sehingga pembaca diharapkan dapat pengetahuan baru atau sudut pandang baru setelah membaca bukunya. 5. Mudah Membuat Jenuh Pembaca Buku nonfiksi memiliki bahasan yang lebih sempit. Hal ini lebih mudah membuat jenuh saat kita membacanya. Ketika membaca buku nonfiksi, kamu harus memaksa otak untuk berpikir, sehingga mata dan otak akan lebih cepat lelah. 6. Sulitnya Menjaga Konsistensi Menulis Bagi penulis sendiri, membuat buku nonfiksi sangat sulit sekali menjaga konsistensi dalam menulis. Karena menulis itu dipengaruhi oleh suasana dan mood. Pada awal-awal, penulis pasti akan semangat. Tapi lambat laun, semangat dan kualitas penulisan buku akan berkurang. Nah itulah beberapa kelebihan dan kelemahan buku nonfiksi. Ini hanya opini saya saja, boleh jadi ini salah. Tapi kendati demikian, mudah-mudahan bisa jadi masukan yang bermanfaat buat kamu.
Jakarta Unsur buku non fiksi penting untuk diketahui. Hal tersebut tentunya memberikan kemudahan untuk kamu ketika akan merensi buku non fiksi. Meresensi buku non fiksi dan buku fiksi tentunya berbeda. Perbedaan keduanya tidak berbeda cukup jauh. Perbedaan cara meresensi buku nonfiksi dengan buku fiksi karena jenisnya yang berbeda. Kenali Cara Meresensi Buku Nonfiksi, Beda dengan Buku Fiksi 6 Ciri-Ciri Syair Lengkap dengan Contoh dan Jenisnya 8 Unsur Intrinsik yang Perlu Diketahui Sebelum Memulai Menulis Novel Buku non fiksi adalah buku yang dibuat berdasarkan fakta dan kenyataan. Walaupun berdasarkan fakta dan kenyataan, bukan berarti buku non fiksi tidak bisa diresensi. Oleh sebab itu, hal utama yang harus diperhatikan adalah memahami unsur buku non fiksi. Tentu saja kita sudah mengetahui buku apa saja yang termasuk fiksi dan non fiksi. Salah satu contoh buku fiksi adalah novel, sementara buku non fiksi adalah biografi. Biografi merupakan kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Unsur buku non fiksi membantu kamu agar lebih mudah meresensi buku non fiksi seperti biografi. Tujuan dari resensi tentunya memberikan kemudahan untuk membaca memahami isi dari suatu buku ataupun biografi seseorang. Berikut merangkum dari berbagai sumber tentang unsur buku non fiksi, Rabu 7/10/2020.Ilustrasi Membaca Buku Credit buku tidak hanya sekedar menambah wawasan dan informasi, namun juga suatu hal yang menarik jika mengetahui dan mengkaji unsur-unsur di dalamnya. Unsur buku non fiksi memberikan kemudahan untuk memahami isi buku yang dibaca. Seluruh unsur buku non fiksi yang terhubung satu sama lainnya akan saling terhubung dan membentuk satu karya yang utuh. Berikut ini unsur buku non fiksi yang perlu kamu ketahui. 1. Sampul Buku Sampul buku merupakan unsur buku non fiksi pertama yang perlu kamu ketahui sebelum menelaah sebuah buku non fiksi. Pada bagian sampul ini biasanya memuat judul buku, penulis, dan nama penerbit. Selain itu sering juga disertai tahun terbit dan edisinya. 2. Pokok Bab Buku Pada pokok bab buku biasanya memuat kata pengantar. Dalam kata pengantar biasanya berisi penjelasan tentang isi buku secara keseluruhan, latar belakang dan tujuan penulisan, serta manfaat isi buku. Kata pengantar sering disertai dengan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak berjasa yang sudah membantu penulis dalam menyusun buku tersebut. 3. Judul Bab dan Sub Bab Unsur buku non fiksi selanjutnya adalah judul bab dan sub bab. Judul bab dan sub bab ini biasanya dimuat pada bagian daftar isi. Daftar ini menjelaskan judul-judul bab dan sub babnya yang disusun secara berurutan disertai juga dengan halamannya agar memberikan kemudahan untuk pembaca. 4. Isi Buku Isi buku merupakan unsur buku non fiksi selanjutnya yang harus dipahami. Isi buku terdiri atas beberapa bab yang di dalamnya memuat pendahuluan, paparan utama, dan penutup. Bagi kamu yang sering membaca buku non fiksi tentunya sudah mengetahui bagaimana isi buku non fiksi yang terperinci yakni dimulai dari pendahuluan hingga penutup. 5. Cara Menyajikan Isi Buku Unsur buku non fiksi selanjutnya adalah cara menyajikan isi buku. Cara menyajikan isi buku ini biasanya dimuat pada daftar pustaka. Pada daftar pustaka berisi daftar buku dan sumnber-sumber yang digunakan untuk menulis buku tersebut. 6. Bahasa yang Digunakan Untuk mengetahui bahasa yang digunakan pada buku non fiksi, biasanya dimuat pda halaman glosarium. Glosarium sendiri merupakan daftar istilah penting yang digunakan sebagai sumber penulisan buku tersebut atau bahasa-bahasa yang digunakan oleh penulis dalam buku tersebut. 7. Sistematika Penulisan Unsur buku non fiksi selanjutnya adalah sistematika penulisan. Sistematika penulisan ini sangat penting agar tulisan yang dibuat runtut dan tidak Buku Non FiksiIlustrasi penulis buku triviaSetelah mengetahui unsur buku non fiksi, yang selanjutnya penting untuk kamu ketahui dan kamu kenali adalah contoh dari buku non fiksi. Beberapa contoh dari buku non fiksi yakni 1. Buku Pelajaran Buku pelajaran merupakan contoh pertama dari buku non fiksi. Buku pelajaran adalah buku acuan wajib yang dipakai di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. 2. Buku Ensiklopedia Makna dari ensiklopedia sendiri adalah karya referensi atau ringkasan yang menyediakan rangkuman informasi dari semua cabang pengetahuan atau dari bidang tertentu. Buku ensiklopedia merupakan salah satu contoh buku non fiksi yang memuat informasi dari banyak cabang pengetahuan. 3. Esai Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, esai adalah sebuah karangan atau tulisan yang membahas masalah sepintas dari sudut pandang pribadi penulis. 4. Jurnal Bagi mahasiswa, jurnal tentunya sudah tak asing dan kerap ditemui selama perkuliahan. Jurnal merupakan tulisan khusus yang memuat artikel suatu bidang ilmu tertentu. 5. Biografi Contoh buku non fiksi selanjutnya adalah biografi. Biografi merupakan kisah atau keterangan tentang hidup seseorang. Sebuah biografi memberikan keterangan yang lebih kompleks dan lengkap. 6. Laporan Ilmiah Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi Laporan ilmiah merupakan contoh buku non fiksi selanjutnya. Laporan ilmiah ini biasanya terdiri dari makalah, skripsi, tesis ataupun disertasi. Laporan ilmiah ini tak jauh dari kehidupan para mahasiswa yang kerap bergelut dengan laporan Meresensi Buku Non FiksiIlustrasi buku Wallace Chuck dari PexelsSelain mengetahui tentang unsur buku non fiksi, berikut ini tentang bagaimana cara meresensi buku non fiksi. Pasalnya, cara merensi buku non fiksi dan fiksi berbeda, walaupun perbedaan tidak terlalu jauh dan signifikan. Buku non fiksi merupakan jenis buku yang ditulis secara objektif, berdasarkan data, penelitian, atau dari kajian literature. Isi pesan dari buku non fiksi selain objektif juga bersifat informatif. Informatif yang dimaksud dalam buku non fiksi adalah memberikan informasi dan data terbaru. Berkebalikan dengan buku fiksi, buku non fiksi dari segi teknis penulisannya terpaku pada aturan dan standar aturan. Walaupun buku nonfiksi, bukan berarti buku jenis ini tidak bisa diresensi. Buku nonfiksi masih tetap bisa diresensi. Terkait dari teknis, memang sama persis dengan buku fiksi. Hanya ada sedikit perbedaan saja, seperti dalam penulisan resensi fiksi kerap mencantumkan unsur intrinsik, sedangkan pada resensi buku nonfiksi tidak perlu memasukkannya. Sisanya, terkait pencantuman unsur dan langkah penulis resensi sama persis. Berikut cara meresensi buku nonfiksi secara runtut Mengenal Prinsip Penulisan Resensi Ada beberapa prinsip resensi buku nonfiksi. Pertama, peresensi harus memilih objek resensi bukunya apa. Apakah buku pendidikan atau buku motivasi. Kenali juga media mana yang ingin kamu kirimkan hasil resensi buku nonfiksimu. Karena setiap media memiliki karakteristik jenis buku yang diresensi. Kedua, mengenal dan menguasai objek resensi menjadi hal penting yang harus dikuasai oleh penulis. Peresensi yang tidak menguasai objek resensi, tentu saja akan terkendala dalam melakukan review buku. Ketiga, barulah kamu mengulas dan menimbang objek resensi, termasuk menulis hasil resensi itu sendiri. Struktur Resensi Cara meresensi buku nonfiksi juga perlu memperhatikan strukturnya. Ada beberapa poin struktur yang perlu diperhatikan. Poin pertama judul resensi, yang ditentukan dan dibuat oleh peresensi. Kedua, pendahuluan, yaitu prolog yang kamu paparkan di bagian awal memulai menulis resensi. Pastikan pendahuluan tetap ditulis tetap menarik. Ketiga, barulah masuk ke inti resensi yang kamu buat. Di bagian terakhir, adalah penutup atau kesimpulan. Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam tata cara meresensi buku nonfiksi seperti - Apa tujuan kamu menulis resensi buku nonfiksi tersebut. - Seberapa besar keberhasilan penulis dalam menyampaikan informasi terhadap pembaca lewat buku tersebut. - Cantumkan kelebihan dan kekurangannya. - Jelaskan inti pembahasannya dan apa manfaat yang didapatkan. - Cantumkan harga buku. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kemampuan berkarya manusia pasti terbatas karena memang manusia adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan. Jadi, manusia harus menyadari bahwa di atas langit masih ada langit. Oleh karena itu, kita harus menerima kritikan atas kekurangan itu untuk kebaikannya di kemudian hari. Sikap reseptif terhadap kritik memang harus dimiliki, terlebih bagi seorang penulis buku. Menyadari hal itu, penulis buku yang baik akan berkeinginan untuk selalu belajar dan belajar. Belajar dari kekurangan yang terdapat dalam karya-karyanya. Keinginan untuk belajar itu pasti membuahkan hasil, yakni karya-karya monumental untuk diri dan bangsanya. Berkenaan itu, buku nonfiksi pun mempunyai kekurangan atau kelemahan. Ada tiga kekurangan yang terkandung dalam sebuah buku nonfiksi. Ketiga kekurangan itu adalah penguasaan ilmu, batasan waktu penulisan, dan menjaga konsistensi. Penguasaan Ilmu Sebuah buku nonfiksi ditulis berdasarkan kajian keilmuan, kecuali buku biografi. Itu berarti bahwa buku nonfiksi menuntut keprofesionalan keilmuan penulisnya. Penulis buku nonfiksi harus menguasai keilmuan terhadap naskah buku yang ditulisnya. Mengapa? Ini bertujuan untuk menghindari terjadinya miss-concept atau penyesatan keilmuan. Mengantisipasi kondisi demikian, penulis buku nonfiksi dapat melakukan dua hal, yaitu belajar dan melibatkan pakar. Penulis buku nonfiksi harus belajar keilmuan jika ditemukan keraguan. Jika tidak dilakukan, itu dapat membahayakan dirinya. Terlebih buku itu meniadi buku pendamping atau pengayaan. Selain itu, penulis buku perlu berkolaborasi dengan pakar atau ilmuwan. Pakar perlu dilibatkan agar ditemukan kebenaran keilmuan secara ilmiah. Jadi, itu dilakukan untuk menyelamatkan penulis juga. Batasan Waktu Penulisan Penulis buku nonfiksi yang baik pasti menjadi langganan penerbit. Mengapa? Karena dia sudah diketahui kualitas tulisan dan loyalitas kerjanya. Menulis buku nonfiksi memerlukan ketelitian yang luar biasa. Selain itu, penulisan buku nonfiksi memerlukan kecekatan, kecepatan, dan kecermatan. Penulis buku harus cekatan atau bersedia menulis naskah itu dalam waktu sesingkat-singkatnya. Batasan waktu atau deadline harus ditaati. Kecepatan merupakan harga mati bagi penulis buku nonfiksi. Selain itu, penulis buku nonfiksi harus mempunyai kecermatan yang tinggi. Kecermatan terhadap tulisan, baik itu factor mekanik ejaan dan tanda baca, kalimat, dan isi harus menjadi pertimbangan utama. Pada akhirnya, naskah buku nonfiksi tidak dikembalikan oleh penerbit. Menjaga Konsistensi Ini adalah kegiatan yang paling sulit dilakukan penulis buku nonfiksi. Menjaga konsistensi tulisan teramat sulit. Pada awalnya, penulis dapat menyusun naskah itu dengan baik. Namun, lambat-laun, semangat dan kualitas naskah itu mulai meluntur. Itu dapat diketahui dari ketepatan penggunaan mekanik dan kalimat. Biasanya itu terjadi pada perubahan bentuk kalimat. Jika pada awalnya menggunakan kalimat aktif, penulis harus menjaga konsistensi penggunaan kalimat aktif. Namun, rerata penulis berubah. Pada tulisan berikutnya, kalimat-kalimatnya berubah menjadi kalimat pasif. 1 2 Lihat Catatan Selengkapnya
berikan contoh cara mengomentari kekurangan buku fiksi dan nonfiksi